Pages

16 February 2010

It's Time to choice bro

“Lulus SMP mau nerusin ke SMA mana?” ujar seorang ibu pada anaknya.”Adi mau masuk STM, Ma.” Jawab seorang ABG yang lagi ngoprek motor.
Yup, peristiwa ini mungkin bisa kita lihat akhir-akhir ini. Tanggal 19 kemarin, siswa-siswa SMP dengan gembiranya (atau sedih juga) menerima pengumuman kelulusan dan nilai UN mereka. Ini adalah awal mereka akan menjejakan kaki di gerbang sekolah yang lebih tinggi.
There’s a problem!?? Peristiwa di awal adalah masalahnya. Keinginan ortu (sebagai administator anak) tidak selalu sejalan dengan keinginan si anak (sebagai pelaksana pendidikan).hal ini disebabkan oleh dua jenis sekolah setelah SMP, yakni SMA dan SMK. SMA dengan pelajaran umum yang seabreg dan rada susah atau SMK dengan pelajaran umum yang ngemix sama pelajaran keahliannya. It’s time to choice, brother.
The free way for your life, SMA, dengan pergaulannya yang khas bisa jadi the best choice. Why? Karena SMA adalah suatu jenjang yang punya pendidikan formal yang lebih bergengsi ketimbang SMK. Lulusannya kelak bakal bisa masuk PTN berkualitas dan mungkin bisa jadi “orang”. Selain itu pensi-pensi yang sering diadain oleh anak SMA bisa jadi daya tarik sendiri mengenai SMA, karena relatif belia suka kan kalo sekolahnya disebut gaul dan fungky. Tunggu dulu! Prestasi akademik atau non-akademik anak SMA pasti ada segudang. Bagi belia yang ingin berprestasi masuk SMA itu bisa ngembangain bakat yang belia punya.
But …..SMA punya nilai minusnya. First, lulus SMA itu kudu kuliah! Kenapa? Karena hari gini lulusan SMA mungkin cuma bisa jadi pegawai pabrik atau nerusin usaha ortunya doing. Jika nerusin ke PT kemungkinan punya profesi yang menjamin masa depan lebih cerah lebih besar. Belia bisa jadi arsitek, dokter atau guru. Dan inget kuliah itu butuh duit gede dan kemungkinan yang kuliah itu adalah siswa ekonomi menengah ke atas. PMDK, salah satu jalur untuk masuk PT pun hanya diperuntukan untuk siswa berprestasi bukan tak mampu dan itu pun hanya sedikit yang mungkin lulus. Kedua, pergaualan siswa SMA itu cenderung bebas dan persaingan berebut gengsi disekolah sangat besar. Lagi-lagi duit yang bicara, siswa yang terbilang mampu lebih diperhatiin. Ketiga adalah kecemburuan siswa IPS kepada IPA. Rata-rata orang lebih tertarik masuk IPA karena IPA itu terkenal pinter dan tentunya punya gengsi tersendiri. Sekolah pun kadang menganaktirikan siswa IPS, terlebih lagi siswa IPA terkadang sok lebih dibanding siswa IPS.
Or the way to be success?!! Yap, inilah SMK dengan aneka jenisnya mulai dari SMEA yang mayoritas siswanya perempuan sampai STM yang diduduki kebanyakan kaum adam. Jurusannya pun banyak dan ada yang aneh. Lulus dari SMK kerjaan udah pasti ada karena meski tidak mendapat tempat kerja lulusan SMK udah dibekali keahlian khusus. Atau mau memperdalam ilmu di PT juga bisa. Sekolah di SMK pun bisa berprestasi, contohnya di LKS SMK yang kemarin 12-16 Juni baru diadain di TMII. Jangan salah menilai SMK, SMK pun udah ada yang bertaraf internasional jadi punya hubungan dengan tempat kerjaa di luar negeri. So, SMK pun bisa jadi pilihan sesuai minat dan bakat belia.
SMK is not perfect. One, anak SMK khususnya STM sering dapat masalah , misalnya tawuran, balapan liar atau lainnya. Dua, memilih SMK biasanya bukan karena keinginan sendiri melainkan keinginan orang tuanya. Tiga, pelajaran umum SMK lebih sedikit dibanding dengan SMA dan pelajaran keahliannya rata-rata sulit tapi justru yang inilah yang kelak bakal jadi keahlian siswa SMK. Four, money..oh money… biaya selama sekolah di SMK lebih besar apalagi SMK yang sekolahnya 4 tahun.
Itu hanya sekelumit saja tentang sekolah lanjutan atas. SMA dan SMK adalah sama baiknya, bagaimana cara kita menjalaninya. Hidup itu pilihan dan harus memilih yang terbaik untuk kita. Kita sendiri yang tahu mana yang terbaik untuk masa depan kita. Pilihan dan tanggung jawab atas pilihan itu ada di tangan belia. Stay away from drugs, merci beacoup. Hidup SMA, bravo SMK.